Apabila kita melihat
peta dengan skala yang agak besar, maka akan terlihat dengan jelas detail suatu
objek sesuai dengan keadaan aslinya. Untuk memperoleh detail posisi dan
ketinggian objek tadi, diperlukan data-data hasil pengukuran dari lapangan. Pengukuran
ini dilakukan oleh seorang Surveyor.
Pekerjaan
pegukuran topografi dilakukan dengan menggunakan peralatan ukur khusus. Secara
umun, peralatan pengukuran topografi terdiri dari tiga jenis, yaitu alat ukur
sudut, alat ukur jarak dan alat ukur perbedaan ketinggian. Untuk mengukur sudut
digunakan alat yang disebut Theodolit. Alat ini oleh orang awam disebut
“kekér”.
Untuk pengukuran
jarak, terdapat dua pilihan alat. Apabila jarak objek yang diukur relatif
pendek dapat digunakan cara manual, biasanya digunakan Meteran. Apabila jarak
yang ukur cukup jauh, dapat digunakan
peralatan elektronik yang disebut EDM (Elektronic Distance Measurement). Selanjutnya,
alat untuk mengukur perbedaan ketinggian digunakan Waterpass.
Peralatan
pegukuran topografi ini sekarang telah berkembang pesat, mengikuti perkembangan
teknologi. Sudah banyak peralatan modern dan lebih canggih, seperti GPS (Global
Positioning System), Total Station dan lain-lain.
Agar
suatu objek dapat digambarkan diatas kertas atau bidang datar lainnya sebagai
peta topografi, maka harus diketahui posisi dan ketinggian titik-titik objek
tersebut. Posisi suatu titik objek dinyatakan dalam bentuk angka koordinat X
dan Y. Sedangkan untuk ketinggian titik objek adalah angka yang menunjukkan ketinggian
yang diukur dari permukaan air laut. Angka ketinggian Diatas Permukaan Laut (DPL)
ini disebut elevasi (h).