Selasa, 30 Januari 2018

PROGRAM PENDIDIKAN AKUNTANSI (PPA) BCA

Saya menceritakan ini untuk berbagi informasi pendidikan, terutama bagi yang berminat dibidang akuntansi dan perbankan. Barangkali ada anak, saudara, keponakan, teman atau untuk diri sendiri berminat untuk mencobanya. Anak-anak yang memiliki prestasi akademik yang baik, namun memiliki kendala finansial untuk dapat melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi, saya sarankan untuk mencobanya.
Bagi mereka yang kurang berminat bidang akuntansi, ada pilihan lain yaitu Teknik Informatika (PPTI).
Program ini ditujukan bagi lulusan SMA atau sederajat. Biasanya, seleksi masuknya dimulai ketika anak-anak mulai naik ke kelas tiga SMA.
Pendidikan ini berlangsung selama tiga puluh bulan. Tidak seperti kuliah biasa yang menggunakan sistem semester yang lamanya enam bulan, disini menggunakan sistem catur wulan atau per empat bulan pembelajaran. Jadi selama tiga puluh bulan perkuliaan itu materi yang dipelajari sama dengan kuliah selama tujuh semester dalam perkuliaan biasa.
Yang cukup berat dirasakan bila kuliah disini adala sistem pendidikan yang digunakan. Program ini menggunakan sistem gugur dengan standar kelulusan yang sangat ketat. Artinya, mahasiswa harus memenui standar nilai yang telah ditentukan oleh penyelenggara pendidikan. Apabila nilai yang diperoleh mahasiswa tidak mencapai batas minimal yang telah ditentukan tersebut, maka secara otomatis mahasiswa tersebut akan dikeluarkan atau dropt out (DO).
Salah satu keunggulan bila mengikuti pendidikan ini adalah kegiatan belajarnya tidak hanya dilakukan di kelas saja. mahasiswa juga wajib mengikuti program on the job training di lingkungan BCA. Mereka juga mendapatkan pendidikan tambahan yang bermanfaat bagi pengembangan pribadi mereka, yaitu pembekalan soft skill, seperti kepemimpinan, kerja tim, pembentukan karakter, grooming dan perencanaan keuangan. Ada juga fasilitas lain untuk pengembangan minat mahasiswa dalam bidang olahraga dan seni.
Nah, yang lebih menarik lagi, selama mengikuti proses seleksi maupun selama pendidikan itu, peserta tidak dipungut biaya sama sekali. Bahkan, selama pendidikan itu setiap bulan mereka mendapatkan uang saku yang jumlahnya lebih dari cukup untuk biaya hidup setiap bulannya. Selain itu ada juga fasilitas-fasilitas lain untuk menunjang pembelajaran, berupa buku-buku pelajaran dan pemeriksaan kesehatan.
Tidak seperti dalam pendidikan tanpa biaya pada umumnya yang selalu disertai dengan ikatan dinas, disini semua peserta tidak dikenai ikatan dinas. Tidak ada kewajiban bagi mereka untuk bekerja di BCA setela lulus nantinya. Namun demikian, mereka diberi kesempatan untuk bekerja di BCA selepas menyelesaikan program tersebut, bila itu mereka inginkan.

MENGEJAR BEASISWA

Sejak awal, kami memang mengarahkan anak untuk memilih perguruan tinggi yang memberikan beasiswa untuk biaya pendidikannya, baik yang ikatan dinas maupun tidak. Keuntungannya sudah tentu banyak sekali. Selain tidak lagi perlu memikirkan biaya kuliah yang memang sudah ditanggung oleh lembaga, kita tak direpotkan lagi dengan persaingan masuk kampus negeri. Karena biasanya seleksi perguruan tinggi seperti itu dilakukan lebih dulu sebelum seleksi bersama PTN.
Begitu pula soal mencari pekerjaan setelah lulus nanti. Pada saat teman-teman lain usai wisuda merayakan kelulusannya, mereka masih harus sibuk melamar pekerjaan kesana kemari, lulusan ini bisa langsung fokus pada pekerjaan yang sudah menunggunya.
Akhir-akhir ini lembaga-lembaga pendidikan yang menawarkan beasiswa semacam itu semakin banyak. Informasinya pun semakin mudah didapatkan melalui internet, sehingga siapapun bisa mengaksesnya dengan mudah. Pendidikan seperti ini bisa menjadi alternatif bagi anak-anak yang kurang mampu secara ekonomi namun memiliki kemampuan akademik yang baik. Mereka yang memiliki keinginan kuat untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi juga memperoleh kesempatan yang baik.
Tentu saja tidak mudah untuk memperolehnya. Ada harga yang harus dikeluarkan untuk membayarnya, dan harganya tidah murah. “Rego nggowo rupo”, begitu ungkapan dalam bahasa Jawa untuk menggambarkan keadaan itu. Artinya harga membawa rupa, semakin tinggi harganya, semakin bagus pula rupa yang diperoleh. Namun kabar baiknya, harga itu tidak harus berupa uang. Hanya perlu kerja keras, belajar yang super keras, agar mampu menyelesaikan soal-soal saat seleksi masuknya. Persaingan memperebutkannya tak kalah sengit, harus bersaing dengan ribuan bahkan ratusan ribu pelamar dari seluruh wilayah Indonesia.
Kami tidak terlalu memberi perhatian yang serius saat anak saya mengikuti tahap seleksi online. Disamping karena belum pernah mendengar nama beasiswa itu, juga karena anak-anak masih disibukkan dengan persiapan untuk mengikuti Ujian Nasional dan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri.
Begitu pula di sekolahnya, ketika informasi tentang seleksi beasiswa itu tersebar, tak banyak yang menaruh perhatian. Hanya beberapa anak saja yang tertarik untuk mencoba dan jumlahnya dapat dihitung dengan jari. Ada alasan lain mengapa anak-anak itu tidak terlalu tertarik dengan beasiswa ini, diantaranya karena program ini adalah non-gelar. Lembaga penyelenggara pendidikan ini tidak memberikan gelar kepada lulusannya.
Meski begitu, saya melihat dia bersungguh-sungguh dengan apa yang dicobanya. Sadar bahwa sebelumnya tidak pernah memahami apa itu akuntansi, karena memang jurusannya di sekolah IPA, diapun berusaha belajar sendiri. Belajar dari buku-buku akuntansi dasar yang dipinjamnya dari Pak Hari, tetangga kami yang memang seorang dosen akuntansi. Merasa belum cukup dengan membaca buku, dia merasa perlu juga memperoleh gambaran langsung dengan cara konsultasi kepada beliau...

BERKUNJUNG

Sejak keberangkatannya pertama kali, kami belum pernah tahu bagaimana keadaan tempat tinggal yang akan ditujunya. Ibunya membantunya mencarikan kos melalui internet, berkomunikasi dengan pemilik rumah kos hanya dengan telepon dan WA saja. Ada beberapa pilihan rumah kos yang masih tersedia disekitar kampusnya. Pilihan-pilihan itu didasarkan pada jaraknya dengan kampus, besar kecilnya, hingga soal harga, tentu saja. Agar bisa mengetahui bagaimana keadaan dan lingkungan sekitar kos itu, kami melihatnya hanya melalui google map. Rasanya itu sudah cukup untuk memastikan bahwa lingkungan itu aman dan baik-baik saja.
Begitu pula ketika berangkat, semua hal terkait dengan perjalanannya sudah diurusnya sendiri. Mulai dari memesan tiket hingga penjemputan dari bandara ketempat kosnya, semua sudah diurusnya sendiri meskipun semuanya dibiayai oleh sponsor beasiswa. Kami hanya mengantarkan hingga ke Bandara Juanda Surabaya. Selanjutnya, kami hanya berdoa dan memastikan keadaannya baik-baik saja melalui telepon.
Kami pikir, semua itu memang sudah dirancang sedemikian rupa oleh sponsor, agar semua penerima beasiswa itu mampu mengurus keperluannya secara mandiri. Lalu menjalani prosesnya secara mandiri pula dan pada akhirnya bertanggung jawab secara penuh terhadap semua proses yang telah dijalankan itu.
Tentu saja tidak perlu ada kekhawatiran bagi kami ketika melepaskannya menjalanai proses itu. Kami meyakini sepenuhnya bahwa dia sudah mampu menjalaninya, karena sebelumnya diapun telah menjalani proses yang panjang dan berliku. Yang dijalaninya saat ini hanyalah puncak dari semua proses yang telah dilaluinya dengan susah payah.
Lalu, semuanya berjalan dengan baik-baik saja, hampir tak ada persoalan yang menjadi ganjalan dalam prose situ. Hingga tibalah saatnya masa liburan semester. Tiba pula masanya dimana kewajiban kami untuk menyaksikan dan memastikan kedaan tempat tinggalnya secara langsung.
Dan kamipun mengunjunginya…!!