Selasa, 30 Januari 2018

BERKUNJUNG

Sejak keberangkatannya pertama kali, kami belum pernah tahu bagaimana keadaan tempat tinggal yang akan ditujunya. Ibunya membantunya mencarikan kos melalui internet, berkomunikasi dengan pemilik rumah kos hanya dengan telepon dan WA saja. Ada beberapa pilihan rumah kos yang masih tersedia disekitar kampusnya. Pilihan-pilihan itu didasarkan pada jaraknya dengan kampus, besar kecilnya, hingga soal harga, tentu saja. Agar bisa mengetahui bagaimana keadaan dan lingkungan sekitar kos itu, kami melihatnya hanya melalui google map. Rasanya itu sudah cukup untuk memastikan bahwa lingkungan itu aman dan baik-baik saja.
Begitu pula ketika berangkat, semua hal terkait dengan perjalanannya sudah diurusnya sendiri. Mulai dari memesan tiket hingga penjemputan dari bandara ketempat kosnya, semua sudah diurusnya sendiri meskipun semuanya dibiayai oleh sponsor beasiswa. Kami hanya mengantarkan hingga ke Bandara Juanda Surabaya. Selanjutnya, kami hanya berdoa dan memastikan keadaannya baik-baik saja melalui telepon.
Kami pikir, semua itu memang sudah dirancang sedemikian rupa oleh sponsor, agar semua penerima beasiswa itu mampu mengurus keperluannya secara mandiri. Lalu menjalani prosesnya secara mandiri pula dan pada akhirnya bertanggung jawab secara penuh terhadap semua proses yang telah dijalankan itu.
Tentu saja tidak perlu ada kekhawatiran bagi kami ketika melepaskannya menjalanai proses itu. Kami meyakini sepenuhnya bahwa dia sudah mampu menjalaninya, karena sebelumnya diapun telah menjalani proses yang panjang dan berliku. Yang dijalaninya saat ini hanyalah puncak dari semua proses yang telah dilaluinya dengan susah payah.
Lalu, semuanya berjalan dengan baik-baik saja, hampir tak ada persoalan yang menjadi ganjalan dalam prose situ. Hingga tibalah saatnya masa liburan semester. Tiba pula masanya dimana kewajiban kami untuk menyaksikan dan memastikan kedaan tempat tinggalnya secara langsung.
Dan kamipun mengunjunginya…!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar