Rabu, 12 April 2017

MENJAGA PADI

Salah satu yang berkesan sebagai anak petani, seperti saya, adalah ketika turut membantu pekerjaan orang tua di sawah. Kami ada dan membantu dalam setiap tahap prosesnya. Ketika mengolah tanah, menanam, menyemprot hama, hingga musim panen tiba, kami selalu terlibat didalamnya.
Ada masanya pekerjaan-pekerjaan di sawah itu waktunya ditentukan oleh kita sendiri. Ada kalanya pula kita yang harus mengikuti waktu untuk mengerjakannya, yaitu ketika padi yang mulai berbuah diserang oleh kawanan burung-burung pemakan padi. Ketika waktu itu tiba, setiap pagi dan petang petani harus berada disawahnya untuk menjaga padi agar tidak dimakan burung. Orang-orang di desa saya tidak menyebutnya menjaga padi, tetapi “menjaga burung”.
Biasanya, burung-burung itu mulai dating menyerang ketika pagi menjelang dan ketika sore hari. Pagi-pagi, sebelum matahari muncul di ufuk timur, petani sudah harus siap di sawahnya masing-masing, tak peduli ketika itu musim panas maupun hujan. Untuk mengusir burung-burung itu dan menjaga bulir-bulir padi yang sangat diharapkan kehadirannya, dari serangan burung yang datang.
Tatkala matahari mulai naik dan terik, burung-burung itu kembali menghilang, mungkin beristirahat dan bersembunyi di hutan.
Begitu pula ketika hari menjelang petang, ketika cahaya matahari tak lagi terik, burung-burung itu kembali datang menyerang. Ketika itu, Petani mesti sudah bersiap kembali di sawahnya kembali. Bila terlambat sekejap saja, alamat bulir-bulir padi itu hanya tinggal ranting dan tangkainya saja yang tersisa.
Banyak cara yang dipakai untuk mengusir burung. Ada yang menggunakan orang-orangan sawah untuk menakut-nakuti agar burung tidak hinggap. Ada pula yang menggunakan bunyi-bunyian dari kaleng bekas. Kaleng-kaleng itu dikaitkan pada batang bambu dan ditancapkan disudut-sudut sawah, lalu dihubungkan dengan tali kearah gubug atau pondok yang berada dibagian tengah sawah. Bila ada kawanan burung yang hendak hinggap, tinggal membunyikan kaleng-kaleng itu dengan menarik talinya berulang-ulang. Cara ini biasanya cukup ampuh untuk mengusir burung-burung itu.
Tetapi, ada kalanya datang juga kelompok burung yang bandel. Barangkali itu adalah kelompok burung yang sudah senior. Orang-orangan sawah dan bunyi-bunyian tak lagi mempan baginya, tak lagi ditakutinya. Bila itu terjadi, tak ada cara lain selain berlari mendatangi kawanan burung itu dan langsung mengusirnya.
Menjalani masa-masa itu, kehidupan rasanya begitu berat dan sulit. Ingin sekali rasanya terlepas dari beban-beban berat yang menjadi kewajiban sebagai anak petani. Tetapi itu dulu. Kini, semua itu terasa indah dan mengasyikkan. Tak ada perasaan menyesal, justru rasa syukur dan kebahagiaan yang ada.
Kami betul-betul merasakan makna sebuah perjuangan…