Minggu, 05 Maret 2017

FILOSOFI RODA BERPUTAR

Kita sering mendengar orang mengatakan hidup ini seperti roda berputar. Terkadang senang, terkadang susah. Terkadang beruntung, sesekali merugi. Ketika kehidupan ini kita rasakan sedang baik dan bersahabat, kita katakan rodanya sedang berada di puncak. Sebaliknya bila kehidupannya sedang mengalami masalah yang pelik, kita akan mengatakan rodanya sedang di bawah.
Alur kehidupan ini juga seperti roda berputar. Semua akan tiba bergiliran pada masanya. Kita dilahirkan ke dunia ini dalam keadaan lemah tak berdaya. Lalu tumbuh menjadi kanak-kanak dan beranjak remaja. Tahap berikutnya kita kemudian memasuki masa-masa puncak kekuatan dan kedewasaan. Namun perlahan tapi pasti, kita akan kehilangan kekuatan itu kembali. Dan, pada akhirnya lenyap kembali seperti saat kita belum dilahirkan.
Filosofi hidup seperti roda berputar ini, dalam budaya Jawa disebut dengan Cakra manggilingan. Cakra artinya cakram atau roda. Sedangkan kata manggilingan berasal dari kata giling, yang artinya berputar.
Mari kita perhatikan roda yang sedang berputar, setiap titik pada permukaan roda akan mengalami seluruh keadaan perputaran hingga posisinya kembali pada keadaan semula. Titik yang pada awalnya berada di puncak akan bergerak menjadi paling depan. Setelah itu bergerak ke posisi paling bawah, terus paling belakang dan akan kembali ke posisi puncak. Demikian seterusnya.
Begitu pula dalam kehidupan ini, semua akan datang bergiliran bila tiba masanya. Kalau pada saat ini kita berada dalam posisi puncak, jangan merasa sombong. Kita memang teratas tetapi ingatlah, bahwa kita bukan yang terdepan. Masih banyak orang lain yang lebih terdepan dari pada kita.
Kalau hari ini kita di posisi terdepan, ingatlah juga bahwa kita hanya terdepan, bukan teratas. Keadaan itu tak bertahan lama karena tidak lama lagi kita akan mengalami posisi paling bawah dalam kehidupan.
Kalau hari ini kita dalam posisi paling bawah, jangan terlalu khawatir. Itu bukan akhir segalanya. Ingatlah, meskipun kita dalam posisi terbawah, tetapi kita bukan yang terbelakang. Teruslah bergerak, kebangkitan itu telah dimulai.
Demikian pula jika kita sedang dalam posisi terbelakang, bersabarlah. Kita hanya terbelakang, bukan yang terendah. Masih banyak orang yang kehidupannya lebih sulit daripada yang kita alami. Ingatlah, masa kegemilangan itu akan datang, tidak lama lagi.
Apapun keadaanmu hari ini, selalu saja ada alasan untuk bersyukur. Maka, nikmati hidupmu hari ini dengan penuh kesyukuran...

1 komentar: