Sabtu, 24 Desember 2016

DANAU MANINJAU YANG INDAH




Sesaat setelah saya mengganti foto sampul akun facebook kemarin, teman saya langsung memberi komentar, “@danau maninjau”. Saya pun membenarkannya. “Hafal betul temanku itu dengan Danau maninjau”, pikir saya. Danau maninjau memang luar biasa indahnya, mampu memikat siapa saja yang memandangnya. Danau kebanggaan masyarakat Sumatera Barat, termasuk saya yang dilahirkan disana.
Foto-foto itu saya ambil beberapa waktu lalu ketika saya pulang kampung. Saya mengambilnya dari atas bis yang saya tumpangi. Ketika itu saya dalam perjalanan dari Bukittinggi ke Pasaman Barat, kampung kelahiran saya.
Saya merasa dekat dengan Danau Maninjau, tanah kelahiran Buya Hamka, seorang ulama besar yang menjadi kebanggaan orang minang itu. Bukan hanya karena sering melewatinya, tetapi karena saya pernah bekerja di sekitar daerah aliran sungai Batang Antokan, sungai yang menjadi pembuangan air PLTA Maninjau. Namun itu sudah lama sekali, dua puluh tiga tahun yang lalu.
Danau Maninjau letaknya tidak terlalu jauh dari Bukittinggi, sekitar tiga puluhan kilometer saja. Untuk mencapainya kita harus melalui jalan sempit berkelok-kelok yang sangat tajam. Tak hanya itu, setiap kelokan, jalannya juga menurun curam. Kelok-kelok itu dinamakan kelok “ampek puluah ampek”, yang artinya jumlah keloknya empat puluh empat.
Kita tak perlu menghitung kelok-keloknya karena setiap kelok sudah diberi nomor. Kelok satu paling bawah didekat danau hingga kelok terakhir paling atas. Nomor-nomor itu memudahkan untuk menentukan kita berada pada kelokan keberapa.
Tidak disarankan melalui jalan itu bagi pengendara yang belum berpengalaman atau masih tahap belajar. Selain karena jalanan yang berkelok dan curam, kearifan lokal dalam berkendara juga harus diikuti. Misalnya, kendaraan yang dari atas berhenti sejenak, mendahulukan kendaraan yang dari bawah melewati kelok. Selain itu, pengendara menghindari kendaraannya saling berpapasan persis di tikungan, karena jalan yang sempit dan curam.
Salah satu view terbaik untuk menikmati indahnya Danau Maninjau adalah dari Puncak Lawang. Puncak lawang adalah objek wisata tersendiri yang berada di puncak bukit, letaknya sebelum menuruni kelok ampek puluah ampek. Dari puncak lawang, pemandangan danau tampak sangat cantik, awan terasa begitu dekat dengan bukit tempat kita berdiri. Ditambah dengan hawa yang sejuk, menambah indah dan segar suasana alam ciptaan Sang Maha Pencipta.
Soal makanan, salah satu makanan yang khas dari Danau Maninjau adalah “Pensi”. Sejenis kerang tetapi sangat kecil, hanya sebesar ujung jari kelingking. Pensi ini biasanya dijual sudah dimasak dengan kulitnya. Kita hanya perlu menghisap daging pensi dari kulitnya yang sudah sedikit terbuka.