Rabu, 08 November 2017

PEMBAGIAN KERJA DI RUMAH


Sejak kecil dulu, secara tidak langsung kita diajarkan bahwa ada pemisahan pekerjaan antara laki-laki dan perempuan. Dalam lingkup keluarga misalnya, pemisahan peran itu terlihat dalam pembagian tugas di rumah. Kalau kita ingat, bacaan di buku pelajaran waktu sekolah dasar dulu tertulis, “Bapak sedang membaca koran. Ibu sedang memasak di dapur”. Ketika membaca kalimat itu, anak-anak akan berpikir, “Senangnya kalau jadi bapak, saat ibu sedang sibuk memasak di dapur untuk menyiapkan sarapan, bapak justru asyik membaca koran”.

Tugas seorang bapak sebagai kepala rumah tangga adalah mencari nafkah untuk keluarga. Tanggung jawabnya adalah menjamin terpenuhinya kebutuhan pangan, sandang dan papan seluruh anggota keluarganya. Bagi keluarga yang tinggal di pedesaan dan bertani sebagai mata pencaharian utamanya, tanggung jawab ini menuntutnya untuk sering berada diluar rumah. Ke sawah, ke ladang atau bahkan pergi ke hutan mencari penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.

Sementara itu, Tugas ibu adalah mengurusi pekerjaan di dalam rumah dan mengurus anak-anak. Pekerjaan di rumah meliputi pekerjaan dapur, memasak,mencuci menyapu dan sebagainya. Begitu pula mengurus anak, bila dirinci akan menjadi banyak sekali. Memandikan, menyuapi, mengajak bermain, hingga mengantar jemput ke sekolah, adalah tugas dan tanggung jawab seorang ibu.

Sebuah keluarga idealnya memang demikian. Tetapi faktanya, pembagian tugas itu tidaklah berjalan seperti itu. Seringkali hasil yang diperoleh kepala rumah tangga tidak mencukupi kebutuhan anggota keluarganya. Seorang ibu, tanpa diminta akan membantu tugas kepala keluarga. Seorang ibu tanpa meninggalkan tugas utamanya, turut membanting tulang membantu meringankan beban suaminya untuk memenuhi kebutuhan yang makin lama semakin bertambah banyak. Bahkan dalam banyak kasus, seorang ibu atau istrilah yang justru lebih dominan dan menjadi tumpuan dalam mencari nafkah keluarga. Dan tidak jarang pula, terutama di kota-kota besar, penghasilan seorang istri justru lebih besar daripada penghasilan suaminya.

Keadaan demikian sebenarnya tidak ada yang salah. Tidak salah sepanjang dapat disepakati bersama antara suami dan istrinya. Persoalan yang sering timbul biasanya apabila suami tetap menuntut istrinya sesuai dengan pembagian peran pekerjaan diatas. Suami tidak mau membantu pekerjaan-pekerjaan istrinya di rumah, sementara istrinya sudah membantunya dalam memenuhi tanggung jawabnya dalam mencari nafkah. Suami masih menuntut dilayani seolah-olah dialah yang mencukupi semua kebutuhan dalam rumah tangganya. Misalnya, ketika keduanya baru pulang kerja dan sama-sama lelah, suami masih saja menyuruh istrinya membuatkan kopi. Atau ketika dalam keadaan tersebut, suaminya masih saja tidak mau membantu mengurus keperluan anak-anak.

Sebuah keluarga adalah milik mereka yang menjalaninya sendiri, suami dan istri. Tidak ada yang dapat mencampuri urusan mereka tanpa mendapatkan mereka ijinkan. Tidak pula orang tua atau mertua. Karena itu berfokuslah membangun keluarga secara bersama-sama, tanpa menyakiti perasaan pasangan.

Bila pasanganmu benar-benar mencintaimu, maka dia akan memperlakukanmu dengan baik…