Rabu, 04 Januari 2017

TETAPKAN MIMPIMU

Ketika saya mengutarakan keinginan untuk “merantau” ke Jawa beberapa tahun yang lalu, Saudara saya mengatakan, “Coba dipikir lagi… disana kan, pekerjaan juga belum pasti”. Saran itu saya terima tetapi tidak saya ikuti. Karena memang saya mengutarakannya hanya sekedar menghargainya sebagai saudara yang telah membantu saya selama ini. Ketika itu saya memimpikan untuk bisa hidup dan menetap di tanah impian saya, Tanah jawa. Ketika kesempatan itu datang, saya sudah bertekad akan pergi. Dan saya tahu, tak ada yang bisa menghentikan saya.
Saya justru ingat waktu kecil dulu, Ibu sering mengatakan, “Pergilah sejauh-jauhnya, sekolahlah setinggi-tingginya semampumu. Bahkan carilah istri orang yang jauh, jangan berkutat didesa ini saja. Kemanapun kau akan pergi, orang tuamu pasti akan sampai kesana”. Dan memang benar, Bapak dan Ibu tidak pernah melarang kami, anak-anaknya, untuk pergi kemanapun jauhnya. Tidak mendikte kami untuk melakukan apa saja selama yang dilakukan itu adalah benar. Termasuk kepada anak-anaknya yang perempuan, kebetulan lebih banyak saudara saya yang perempuan.
Bagi kami, orang desa di pedalaman Sumatera Barat ketika itu, Jawa adalah tempat yang sangat jauh. Dan pergi ke Jawa adalah impian. Begitulah, akhirnya kami semua tersebar ke berbagai daerah yang berjauhan. Tidak mudah bagi kami untuk berkumpul lengkap semua saudara, hanya bila ada momen-momen penting saja kami bisa berkumpul.
Kini, giliran saya untuk mendorong anak-anak untuk membangun mimpi mereka. Tidak lagi membatasi mereka hanya di Jawa atau Indonesia, tetapi hingga keluar negeri. Hal itu kini bukan lagi sesuatu yang terlalu sulit. Informasi tentang apapun dapat diperoleh dengan mudah, kapanpun dan dimanapun. Bumi yang kita tinggali ini semakin mengecil karena telah terhubung dan dapat dipantau dengan mudah. Bahkan, dikatakan oleh para ahli bahwa bumi ini seolah mengecil menjadi semacam desa global (global village).
Ketika anak saya pernah mengatakan kalau ingin bekerja di lembaga-lembaga internasional, saya cukup senang. Saya mendukung sepenuhnya keinginan itu. Yang perlu dilakukan mulai sekarang adalah mempersiapkan diri dan menyusun rencana dengan sebaik-baiknya. Mempersiapkan diri adalah modal penting yang harus dilakukan sebelum kesempatan itu datang.
Persiapan yang paling penting adalah kemampuan berbahasa inggris. Kemampuan bahasa inggris adalah modal utama apabila ingin bekerja di lembaga internasional ataupun perusahaan-perusahaan yang berskala global. Kemampuan bahasa inggris menjadi semacam kunci pembuka untuk memasuki dunia yang lebih luas.
Satu hal yang penting, terutama bagi anak-anak muda, adalah jangan batasi mimpimu, karena semuanya dimulai dari mimpi. Bila mimpi telah ditetapkan, maka Tuhan akan membuatkan jalan untuk mencapainya…

BILA HATI SEDANG LELAH

Menjalani kehidupan akan terasa menyenangkan bila kita melaluinya dengan bahagia dan kesyukuran. Dimulai ketika bangun pagi, menjalani aktivitas lalu pulang dan istirahat kembali. Esoknya kembali terulang lagi rutinitas itu.
Terkadang, menjalani rutinitas pekerjaan membuat kita jenuh. Tugas-tugas yang dibebankan terkadang melebihi dari kemampuan kita. Hal itu membuat tidak hanya tubuh kita saja yang lelah tetapi juga pikiran kita. Apalagi bila pekerjaan yang telah kita lakukan dengan sungguh-sungguh itu tidak mendapatkan penghargaan yang semestinya dari orang-orang disekitar kita atau bahkan atasan kita.
Keadaan demikian itu seringkali membuat kita jenuh dan lelah. Hingga pada suatu titik, kita akan kehilangan kesabaran. Tak ada semangat lagi untuk melakukan sesuatu, bahkan ketika akan berangkat kerja pun kita soalah-olah tak membutuhkannya.
Bila hal itu sedang kita alami sekarang, bila kelelahan itu sedang menghampiri pikiran kita saat ini, maka beristirahatlah sejenak. Tetapi jangan mundur, jangan surut ke belakang. Bagaimanapun kehidupan ini harus tetap dilanjutkan, tak ada pilihan lain. Kecuali bila ingin mengakhiri hidup sampai disini saja.???
Dalam istirahat itu, nikmatilah kehidupan ini sebagaimana adanya. Nikmati kehidupan nyata yang ada dihadapan kita. Pemandangan alam yang indah disekitar kita sedang menunggu untuk dinikmati. Keluarga dirumah yang selalu menunggu kehadiran kita, anak-anak yang lucu menunggu pelukan hangat kita. Merekalah yang selalumenerima kita apa adanya, selalu mendukung setiap langkah kita, menyebut nama kita dalam setiap doanya. Itu semua adalah anugerah Tuhan yang diberikan kepada kita.
Bila semua itu belum mampu menghilangkan kegundahan hati, cobalah keluar dari lingkungan keseharian kita. Temuilah orang-orang yang secara ekonomi dan sosial berada dibawah kita. Cobalah berbincang-bincang dengan pedagang kecil, pengayuh becak atau orang-orang yang tinggal dilingkungan kumuh. Lihatlah kehidupan mereka, perhatikanlah cara mereka menjalani kehidupan ini dengan penuh syukur dan kebahagiaan.
Atau cobalah datangi panti-panti asuhan, dimana dirawat anak-anak yang tidak mengenal orang tuanya. Disana juga ditampung anak-anak yang orang tuanya tak mampu menghidupi dan merawatnya karena kekurangan secara ekonomi. Anak-anak yang berkekurangan secara fisik maupun mental menjalani hidup apa adanya. Cobalah berbincang-bincang dengan pengurus panti itu. Mereka dengan keadaan yang sebenarnya juga pas-pasan, tetapi dengan rela menyisihkan waktu dan tenaganya untuk merawat orang lain yang keadaannya lebih membutuhkan daripada dirinya sendiri.
Dengan begitu niscaya akan kita temukan keadaan diri kita berada dalam posisi yang lebih baik daripada mereka. Kesulitan yang kita alami tidaklah sesulit yang dialami mereka. Ketika kita tengah disibukkan dengan soal-soal pengembangan diri, kita akan melihat mereka masih bergulat dengan bagaimana bertahan hidup.
Ketika itu baru kita sadari bahwa nikmat Tuhan telah banyak yang kita nikmati.
Ketika itu baru kita sadari makna firman, “Maka nikmat Tuhan Manakah yang kamu dustakan?”.