Senin, 03 April 2017

ILMU PENGETAHUAN DAN AGAMA

Banyak orang yang mempertentangkan antara ilmu pengetahuan dan agama, mana yang lebih utama?.
Ada yang menilai ilmu agama lebih utama untuk dipelajari, karena kehidupan akhirat lebih penting daripada kehidupan di dunia yang fana ini.
Sebaliknya, ada juga yang mengatakan ilmu pengetahuan lebih penting, karena faktanya sekarang ini kita masih hidup di dunia. Mempelajari ilmu pengetahuan lebih mendesak daripada ilmu agama.
Melihat dua kutub pemikiran itu, saya teringat nasehat orang-orang yang berilmu. Berilmu pengetahuan, sekaligus ilmu agama. Intinya, Janganlah membeda-bedakan antara ilmu pengetahuan dan ilmu agama. Keduanya sama-sama penting. Masing-masing memiliki peran dan fungsinya dalam kehidupan kita.
Ilmu pengetahuan mempercepat sampai ke tujuan, agama menentukan kemana arah yang hendak dituju.
Ilmu pengetahuan menyesuaikan manusia dengan lingkungan, agama menyesuaikan dengan jati dirinya.
Ilmu pengetahuan adalah hiasan lahir, sedangkan agama hiasan batin.
Ilmu pengetahuan memberi kekuatan dan menerangi jalan, agama memberikan harapan dan dorongan jiwa.
Ilmu pengetahuan menjawab pertanyaan-pertanyaan “bagaimana?”, agama menjawab pertanyaan “mengapa?”.
Ilmu pengetahuan sering kali mengeruhkan pikiran, agama selalu menerangkan jiwa bagi pemeluknya.

TENTANG ORANG DAN ILMUNYA

Berkaitan dengan ilmunya, semua orang dapat dibagi menjadi empat kelompok besar :
Kelompok yang pertama, orang yang tahu bahwa dirinya tahu; ini adalah kelompok terbaik, ilmu yang dimilikinya diamalkan dan diajarkannya kepada orang lain.
kedua, orang yangi tidak tahu bahwa dirinya tahu; kelompok ini adalah orang yang sebenarnya banyak ilmu tetapi tak disadarinya. Mereka ibarat orang yang tertidur disiang hari. Mari kita bangunkan ia dari tidurnya.
ketiga, orang yang tahu bahwa dirinya tidak tahu; ini adalah kelompok orang yang sadar akan kualitas dirinya dan selalu ingin belajar tentang semua hal yang dapat mengangkat kualitas hidupnya.
Kelompok terakhir, adalah orang yang tidak tahu bahwa dirinya tidak tahu; ini kelompok yang menyedihkan. Mereka merasa dirinya tahu akan semua hal, padahal sebenarnya ia adalah orang yang bodoh tetapi tidak menyadarinya. Dalam pergaulan sehari-hari, ia akan bersikap sok tahu, sombong, dan cenderung meremehkan orang lain.
Mari merenung sejenak... dalam kelompok manakah kita berada?