Selasa, 10 Januari 2017

BILA HATI SEDANG MARAH

Suatu ketika dalam rapat kepanitiaan, seseorang anggota rapat menyudutkan saya berkaitan dengan informasi yang seharusnya diketahui oleh panitia inti. Saya sebagai salah satu panitia inti, bisa memahami kritikan itu. Tetapi bagaimanapun, saya tersinggung dengan apa yang dikatakannya. Hati saya tersulut amarah.
Saya mencoba mengendalikannya, hingga rasa marah itu tidak sampai menguasai akal sehat saya. Ketika itu saya katakan bahwa agenda rapat adalah membahas langkah-langkah yang harus diambil terhadap beberapa masalah yang terjadi. Tidak terlalu penting pengetahuan berkaitan dengan informasi yang dikatakan tadi.
Begitulah, rasa marah memang menjadi bagian dari kehidupan manusia. Marah merupakan ekspresi manusia tatkala dia tidak menyukai sesuatu atau keadaan yang ada tidak sesuai dengan keinginanya.
Setiap orang tentu pernah marah. Semakin banyak yang tidak sesuai dengan keinginannya tentu semakin sering pula dia marah. Setiap orang juga punya cara yang berbeda-beda dalam mengekspresikan kemarahannya. Ada yang meluapkan kemarahannya secara berlebihan, dengan mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas, bahkan hingga menyakiti secara fisik.
Meluapkan kemarahan tanpa terkendali adalah perbuatan yang memanjakan ego pribadi. Sikap demikian cenderung mengarah kepada sifat negatif. Seperti anak-anak yang selalu menuruti ego dan keinginannya. Seringkali, sikap seperti itu berakibat seseorang tidak dapat mengendalikan dirinya sendiri.
Bila kita sedang marah, hati menjadi panas, suhu tubuh juga begitu. Napas terasa sesak. Yang lebih berdampak lagi, kita akan kehilangan kontrol diri. Apa yang kita pikirkan dan kita ucapkan menjadi tidak terkontrol lagi. Rasa marah mengakibatkan keputusan yang diambil menjadi salah. Amarah dapat membuat kita tidak berpikir rasional lagi. Dalam keadaan marah kita tidak mampu melihat masalah dari perspektif yang baik sehingga berujung pada keputusan yang salah.
Kedewasaan seseorang dapat dilihat dari bagaimana dia mengekspresikan kemarahan. Bila ketika marah, dia mampu mengendalikan dirinya dan tidak meluapkan amarahnya kepada orang lain, maka dia kedewasaan orang itu sudah baik. Namun sebaliknya, bila ketika dia marah, semua kata-kata kotor keluar dari mulutnya ditambah lagi dengan sumpah serapah, maka sudah dapat dipastikan jiwanya masih kanak-kanak meskipun umurnya sudah berbilang banyak.
Kedewasaan adalah proses pengendalian diri. Seseorang yang mendewasa adalah wujud dari proses mengendalikan diri dan perilaku dan kehidupan. Semakin mendewasa seseorang semakin terkendali pula amarahnya. Perlu proses dan latihan yang panjang untuk betul-betul mampu mengendalikan amarah.
Bila hati sedang benar-benar marah, kendalikan diri sekuat-kuatnya. Bila sudah tak mampu lagi mengendalikannya, menghindarlah. Tinggalkan mereka sesaat, untuk mengalihkan suasana hati. Jangan mengambil keputusan apapun ketika hati sedang marah. Karena keputusan yang diambil ketika sedang marah, akan menimbulkan penyesalan yang mendalam dikemudian hari.
Kendalikan dirimu.
Menjadi tua itu pasti, menjadi dewasa itu pilihan….