Minggu, 28 April 2019

PARTAI PILIHAN PERTAMA

Saat nama saya dipanggil oleh petugas untuk masuk ke bilik suara, saya sudah siap dengan pilihan partai mana yang akan saya coblos. Tak perlu waktu untuk saya berpikir, semua sudah ada dalam pikiran saya. Dengan yakin saya coblos semua kartu suara dengan pilihan yang sama.
Pilihan itu adalah bentuk perlawanan terhadap kekuasaan saat itu. Kekuasaan Orde Baru. Walaupun sebenarnya saya tidak terlalu paham dengan proses politik dan semua hal yang terkait dengan itu, pilihan itu hanya bentuk perlawanan saja. Perlawanan karena idealis dari anak-anak yang masih muda yang ingin menunjukkan ketidak setujuannya kepada pemerintah. Satu-satunya cara yang bisa ditempuh adalah dengan memilih partai yang berbeda dengan partai pendukung penguasa.
Bukan tanpa alasan ketika pilihan yang saya ambil adalah pilihan yang berlawanan dengan partai pemerintah. Salah satu alasan terbesarnya adalah karena pengaruh dari orang tua asuh yang saya ikuti sewaktu saya sekolah SMA.
Saat sekolah SMA itu, saya tinggal di masjid. Masjid Al Jihad namanya. Menempati salah satu bangunan disamping masjid. Bangunan itu memang sengaja diperuntukkan bagi anak-anak sekolah yang rumahnya jauh dari sekolah.
Masjid Al Jihad ini dikelola oleh seorang takmir yang bernama Bapak Anang yang juga menjadi anggota DPRD dari partai PPP. Rumah Pak Anang berada disisi lain masjid yang terpisah oleh jalan. Saya seringkali dimintai tolong untuk mengantarkan beliau ke terminal saat beliau akan pergi ke kantor DPRD untuk bersidang. Jarak yang jauh antara rumahnya dengan Kota Kabupaten ditempuhnya dengan menggunakan angkutan umum. Bukan karena suatu alasan tertentu, tetapi karena beliau memang tidak punya mobil waktu itu.
Dari beliaulah saya dan teman-teman sesama penghuni masjid Al Jihad itu banyak belajar. Belajar agama, belajar berbicara didepan umum dan belajar kesederhanaan. Dari beliau pula kami mendapatkan cerita-cerita tentang perjuangan dalam bidang politik. Termasuk tentang pemberian nama Al jihad untuk masjid itu juga yang mencerminkan bentuk perjuangan dalam mewujudkan apa yang menjadi harapannya. Al Jihad diartikan sebagai upaya perjuangan.
Cerita-cerita yang heroik dari beliau itulah yang menginspirasi saya untuk mengikuti atau setidaknya mencoba mewujudkan salah satu bentuk perjuangan untuk melawan penindasan dari penguasa. Meskipun sebagai anak muda, saya masih belum paham betul dengan apa sebenarnya yang hendak diperjuangkan. Namun perjuangan bisa diawali dengan memberikan dukungan kepada beliau dalam Pemilu. Dengan cara memilih partainya dalam Pemilu.
Ketika giliran nama saya dipanggil, saat itulah perjuangan politik dimulai dengan mencoblos gambar partai berwarna hijau.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar