Kamis, 18 Januari 2018

MENGAJARKAN KORUPSI

Ketika anak saya mulai masuk SMA dulu, dia minta agar diijinkan untuk mengendarai sepeda motor sendiri ke sekolah. Barangkali karena melihat teman-temannya banyak yang sudah mengendarai sepeda motor sendiri, dia pun jadi ingin.
Menanggapi permintaan itu, saya hanya mengatakan,
"Boleh naik motor ke sekolah, tapi syaratnya harus sudah punya SIM".
"Kan belum punya KTP, Pak. Ngurus SIM kan harus punya KTP dulu..".
"Iya memang betul. Terus untuk mengurus KTP itu, apa syaratnya?"
"Kalau sudah berumur tujuh belas".
"Betul, berarti kamu masih kurang dua tahun lagi baru bisa ngurus SIM".
"Tapi, temanku kok sudah boleh bawa motor meskipun baru kelas satu?".
Mendapat pertanyaan seperti itu, terus terang, tidak mudah bagi saya untuk menjawabnya. Apalagi harus menemukan jawaban yang sederhana, logis dan bisa diterima oleh anak. Disaat banyak orangtua yang seolah tanpa beban membiarkan atau bahkan justru menyuruh anaknya untuk mengendarai sepeda motor sendiri, keadaan ini membuat semakin tidak mudah untuk menjelaskannya.
"Aturan hukum kita tidak membolehkan naik sepeda motor tanpa memiliki SIM. Kalau itu dilakukan maka akan ditilang oleh polisi. Kedua, seorang anak masih belum mampu bertanggung jawab dan belum mampu mengendalikan diri, apalagi dalam keadaan genting".
"Tapi, ada lho temanku yang sudah punya SIM, padahal umurnya belum cukup. Kok bisa ya?".
"Kemungkinan pertama karena merubah data pribadi. misalnya dengan mengganti tahun kelahirannya, sehingga umurnya mencukupi untuk mengurus KTP. Kedua, kemungkinan dia mengurusnya dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan aturan. Misalnya dengan menyuap petugasnya".
Begitulah, tanpa disadari sebenarnya banyak perbuatan orangtua yang secara tidak langsung justru mengajarkan kepada anak-anaknya untuk melakukan perbuatan yang melanggar aturan hukum. Menempuh segala cara agar bisa memperoleh apa yang diinginkan oleh anak akan ditiru oleh anak itu untuk hal-hal lain yang diinginkankannya kelak.
Memanipulasi data dan menyuap petugas akan menjadi sesuatu yang dianggap wajar apabila sering dilakukan. Tanpa kita sadari, kita telah mengajarkan kepada anak-anak kita satu perbuatan yang menjadi musuh bersama, yaitu korupsi...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar