Minggu, 18 Desember 2016

TERUS BERJUANG

Suatu hari, seorang teman sekolah tiba-tiba menelepon. Saya cukup kaget, karena sejak lulus sekolah dulu sampai sekarang, kami tidak pernah bertemu lagi. Saya berusaha memutar kembali memori ke masa dua puluh lima tahun yang lalu, untuk mengingat nama dan suara dari telepon itu.
Dia ingin berdiskusi tentang suatu masalah hukum yang dialaminya. Sebelum masuk kedalam materi yang ingin didiskusikan, kami saling bertanya tentang kabar masing-masing. Tentang apa saja kegiatan sekarang, tentang anak dan lain-lain yang ringan-ringan. Dari ceritanya, saya dapat menyimpulkan kalau dia sukses dalam karir dan keluarga.
“Saya masih terus berjuang”, jawab saya ketika dia bertanya tentang pekerjaan dan kegiatan yang saya lakukan.
“Pekerjaan kan sudah pasti, apalagi yang diperjuangkan?” tanyanya lagi.
“Memang benar, pekerjaan sudah pasti, tetapi kehidupan saya masih terus saya perjuangkan. Masih banyak hal yang harus dicapai dimasa depan”.
Kehidupan yang saya alami memang penuh perjuangan. Sejak kecil saya sudah biasa membantu orang tua untuk sedikit meringankan beban mereka. Ketika lulus sekolah SMA, saya tidak langsung kuliah. Kemampuan orang tua untuk membiayai kuliah tidak memungkinkan, sementara adik saya masih ada tiga orang lagi yang harus dibiayai sekolahnya.
Akhirnya, saya memutuskan bekerja sambil belajar. Bekerja, karena saya memperoleh penghasilan, meskipun tidak banyak, hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sementara itu saya juga belajar dan berlatih untuk menjadi seorang surveyor pengukuran tanah. Tak memerlukan waktu yang lama untuk belajar, tiba-tiba saya sudah menjadi seorang Surveyor. Bahkan hingga menjadi Chief Surveyor.
Keadaan kemudian mengantarkan saya menjadi seorang Sales. Pekerjaan yang saya tekuni lebih dari Sembilan tahun kemudian. Pekerjaan ini yang mengantarkan saya pada kehidupan dan tempat tinggal saya yang sekarang. Perjuangan itu terasa lebih berat. Selama menggeluti pekerjaan ini pula, saya menyelesaikan kuliah S1, S2 dan Pendidikan Profesi.
Namun itu tidak cukup menentramkan hati dan fikiran. Saya ingin diri saya lebih bermanfaat bagi lebih banyak orang. Saya mensyukuri kehidupan ini sebagai anugrah Tuhan, tetapi saya juga harus berjuang lagi.
Kini saya merasa, ternyata dalam kehidupan ini masih banyak yang harus diperjuangkan. Saya masih memimpikan untuk meraih pendidikan level tertinggi. Semoga…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar