Rabu, 02 Mei 2018

ANAK-ANAK CERDAS


Beberapa waktu terakhir ini adalah hari-hari sibuk bagi anak-anak yang akan menghadapi ujian akhir di sekolah. Ujian itu banyak macamnya, ada ujian nasional, ujian akhir sekolah dan ujian akhir semester. Setelah itu masih ada lagi ujian untuk seleksi masuk sekolah jenjang berikutnya.
Anak saya termasuk diantara yang sibuk itu. Dia sekarang duduk di kelas enam SD. Hari-harinya dipenuhi dengan kegiatan untuk menghadapi ujian akhir dan persiapan masuk SMP yang jadi pilihannya. Kesibukan itu antara lain, mengikuti tambahan pelajaran di sekolah dan mengikuti beberapa try out ujian nasional. Ada try out yang diadakan oleh sekolah sendiri, ada pula yang diadakan oleh sekolah lain atau lembaga pendidikan lain.
Kemarin, ketika hasil try out UN di sekolah dibagikan kepada orangtua siswa, guru kelasnya mengatakan begini, "Kepada Bapak Ibu orangtua siswa, apapun hasilnya dari try out yang dibagikan ini, hanyalah hasil uji coba saja. Kalau hasilnya baik, alhamdulillah, tetapi kalau hasilnya belum memuaskan, tolong anaknya jangan dimarahi, jangan diberi hukuman. Karena hal itu justru akan membuat anak tidak percaya diri dan patah semangat".
"Anak-anak yang nilai akademiknya tidak terlalu bagus,", lanjutnya, "bukan berarti mereka itu anak yang bodoh. Mereka hanya tidak memiliki minat pada pelajaran itu, mereka mungkin berminat pada hal-hal yang lain".
Banyak orang tua yang menganggap anaknya kurang pandai karena nilai-nilainya di sekolah tidak terlalu bagus. Apalagi jika dibandingkan dengan anak-anak yang selalu memperoleh peringkat terbaik di kelasnya.
Kita tahu, tidak semua anak menaruh minat pada pelajaran di sekolah. Kita tahu dan merasakan dulu ketika masih di bangku sekolah, ada anak yang lebih suka menggambar daripada mendengarkan guru yang sedang berbicara didepan kelas. Halaman buku lebih banyak berisi gambar-gambar daripada catatan pelajaran. Ada anak yang lebih senang olahraga daripada belajar sejarah. Ada yang senang menyanyi dan menari daripada hitung-hitungan matematika. Ada pula yang lebih senang berbicara sendiri daripada mendengarkan guru yang sedang menerangkan pelajaran.
Sebenarnya, minat anak-anak itu adalah bentuk kecerdasan juga. Hanya saja, sistem pendidikan kita hanya mengakui satu bentuk kecerdasan saja, yaitu kecerdasan intelektual atau intellectual quotient/IQ. Anak-anak yang memiliki kecerdasan lain selain kecerdasan intelektual, kecerdasannya akan diabaikan. Anak yang memiliki kecerdasan lain ini akan merasa bodoh serta dianggap kurang pandai karena dibanding-bandingkan dengan anak yang memiliki kecerdasan intelektual lebih tinggi.
Para ahli mengemukakan bahwa ada beberapa kecerdasan yang dimiliki oleh manusia, diantaranya :
Kecerdasan linguistik-verbal, kecerdasan ini yang dipakai oleh system pendidikan untuk mengukur IQ seseorang. Orang yang memiliki kecerdasan ini merupakan seseorang yang pandai mengolah kata-kata saat berbicara maupun menulis.
Kecerdasan numeric, Kecerdasan ini adalah tipe orang yang memiliki kecerdasan dalam hal angka-angka dan logika. Kecerdasan spasial, kecerdasan ini dimiliki oleh orang-orang kreatif.
Kecerdasan fisik, kecerdasan ini dimiliki oleh para atlet dan penari. Orang yang memiliki kecerdasan ini mampu mengekspresikan gagasan dan perasaan. Mereka menyukai olahraga dan berbagai kegiatan yang mengandalkan fisik.
Kecerdasan musical, Mereka yang termasuk ke dalam tipe ini mampu mengembangkan, mengekspresikan, dan menikmati bentuk musik dan suara.
Kecerdasan interpersonal, Orang dengan kecerdasan ini biasanya mengerti dan peka terhadap perasaan, intensi, motivasi, watak, dan temperamen orang lain. Mereka dapat dengan mudah berbicara dan berkomunikasi dengan orang lain.
Kecerdasan intrapersonal, kecerdasan ini sering disebut kecerdasan emosional. Orang tipe ini memiliki kecerdasan pengetahuan akan diri sendiri dan mampu bertindak secara adaptif berdasarkan pengenalan diri.
Kecerdasan lingkungan, kecerdasan ini berkaitan dengan hal-hal disekeliling mereka. Orang yang memiliki kecerdasan ini mampu memahami alam dan menggunakannya secara produktif.
Oleh karenanya, orang tua yang anaknya tidak menaruh minat yang besar pada pelajaran sekolah, janganlah mudah mengatakan bahwa anak itu bodoh atau kurang pandai. Tugas orang tua adalah menemukan kecerdasan alamiah anak itu dan mendorongnya agar tumbuh dan berkembang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar