Selasa, 25 Oktober 2016

MENEMUKAN BAKAT

Ada beberapa orang tua yang beruntung, karena dapat mengenali bakat anaknya sejak dini. Salah satu contohnya adalah bakat Canho Pasirua (12 tahun), seorang pianis cilik yang berasal dari Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT). Anak ini mewakili Indonesia dalam kompetisi internasional Seni Pertunjukan yang diadakan di Amerika Serikat.
Sebagai orang tua, tentu kita ingin anak kita menunjukkan bakatnya sejak usia dini. Dengan begitu kita dapat membina dan mengembangkannya.
Bakat atau talenta, merupakan kemampuan alami sebagai anugerah Tuhan yang diberikan kepada seseorang, yang berfungsi sebagai penyokong alamiah bagi yang memilikinya. Kita dan anak-anak kita tentu mempunyai bakat masing-masing. Tugas kita sebagai orangtua adalah menemukan dan mengembangkannya.
Masalahnya, kebanyakan dari kita tidak berhasil menemukannya. Hal ini disebabkan karena kita tidak tahu bagaimana cara untuk mengetahui apa sebenarnya bakat kita. Boleh jadi, bakat kita sebenarnya sudah muncul, tetapi kita tidak segera mengetahui dan mengembangkannya.
Sebagian besar dari kita, kalau ditanya, “Apa bakatmu?”, pasti akan menjawab, “Tidak tahu”. Jawaban ini tentu tidak mengada-ada. Banyak dari kita memang tidak mengetahuinya.
Tugas berat kita adalah menemukan bakat itu. Saya sendiri, hingga saat ini masih belum berhasil menemukan apa bakat anak saya. Meskipun sudah banyak kegiatan yang dilakukan untuk merangsang timbulnya bakat, namun kelihatannya tanda-tanda itu belum nampak.
Saya mencoba mencari referensi tentang penemuan bakat sejak dini. Secara umum dapat disimpulkan bahwa untuk mengetahui bekat anak adalah dengan mengamati hal-hal berikut : pertama, apa yang dapat dilakukan dengan mudah oleh anak kita, sementara oleh anak lain dianggap sulit. Kedua, ada ketertarikan anak untuk melakukan kegiatan itu dan ketiga, sesuatu yang sering dibicarakan atau menarik untuk dibicarakan oleh seorang anak.
Tips-tips diatas terlihat sangat sederhana. Tetapi tidak semudah itu dalam kenyataannya. Anak-anak seringkali tidak dapat dengan mudah melakukan suatu hal, tidak tertarik terhadap kegiatan apapun, dan tidak menarik untuk membicarakan sesuatu. Kegiatan-kegiatan olahraga dan seni, sudah banyak diikuti, namun belum menarik perhatian anak terhadap salah satunya.
Selain itu, anak-anak juga sudah disibukkan oleh beban-beban pekerjaan rumah yang bersifat akademik dari sekolah, sehingga tidak ada waktu lagi untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang menumbuhkan kreatifitas dan bakat.
Bagi orangtua yang hingga kini belum menemukan bakat yang dimiliki anaknya, seperti saya, tidak usah terlalu cemas. Bakat memang penting tetapi bukan segala-galanya.
Satu hal yang lebih penting untuk dilakukan adalah menanamkan semangat belajar kepada anak. Belajar tentang apa saja yang menjadi minatnya. Belajar kepada siapa saja, kapan saja dan dimana saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar