Kamis, 13 Oktober 2016

BELAJAR BERNEGARA

Diskusi dengan para mahasiswa semester awal beberapa hari yang lalu, cukup mengesankan. Saya memang diberi tugas untuk memberikan materi Pendidikan Pancasila.
Sebagai umpan balik materi belajar, saya memberikan tugas kepada mahasiswa untuk membuat makalah kelompok tentang kebijakan pemerintah yang dianggap bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila.
Salah satu kelompok dalam presentasinya, mengungkapkan bahwa kebijakan pelegalan minuman keras bertentangan dengan nilai Pancasila, khususnya Sila Pertama. Penduduk Indonesia yang sebagian besar menganut agama Islam ini, seharusnya dilarang mengkonsumsi minuman keras, karena dalam Islam meminum minuman keras adalah haram.
Pernyataan itu ditanggapi oleh kelompok lain, ada yang setuju, tidak sedikit pula yang menyanggah pendapat itu.
Yang membantah, menyatakan bahwa yang dilakukan oleh pemerintah sesungguhnya adalah pengaturan peredaran minuman keras. Konsumsi minuman keras dibatasi untuk kelompok masyarakat tertentu, misalnya dilarang dikonsumsi oleh anak-anak dibawah umur dan orang yang sedang menjalankan kendaraan bermotor.
Diakhir diskusi, saya sampaikan bahwa Negara kita ini didirikan bukan sebagai Negara agama. Tetapi, sebaliknya juga bukan Negara yang anti agama. Para pendiri Negara kita telah bersepakat untuk membangun Indonesia dengan dilandasi semangat kebersamaan dan kerukunan. Pembuatan peraturan perundang-undangan harus didasarkan pada pertimbangan rasional dengan memperhatikan semua elemen bangsa ini.
Minuman keras memang diharamkan dalam agama Islam, tetapi dalam agama lain belum tentu. Oleh karena itu yang dilakukan oleh pemerintah adalah pembatasan atau pengaturan, bukan pelarangan sama sekali.
Poin penting yang saya ingin sampaikan adalah kita perlu terus belajar bagaimana kita bernegara. dan hal itu kita ajarkan kepada anak-anak kita. Rasa saling menghargai dan menghormati sesama warga Negara yang berbeda dengan kita, baik suku, agama dan ras. Negara ini tidak hanya milik kita saja, tetapi juga milik suku, agama dan ras lain yang berbeda dengan kita.
Topik ini memang terasa klasik, tetapi sangat penting. Bila kita keliru dalam memahami dan salah dalam menerapkannya dapat berakibat fatal. Kesalahan yang dapat mengantarkan kita kedalam perpecahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar