Kamis, 13 Oktober 2016

BIMBINGAN BELAJAR

Banyak pakar pendidikan yang mengatakan bahwa beban pelajaran siswa sekolah kita terlalu berat. Apalagi bila dibandingkan dengan beban pelajaran sekolah di Negara-negara maju. Saya setuju dengan pendapat ini.
Sebaliknya, banyak sekali orangtua siswa yang menganggap beban pelajaran di sekolah justru kurang. Jam pelajaran sekolah yang dimulai pukul tujuh sampai dengan pukul satu siang itu, dianggap masih kurang. Karena itu, pelajaran harus ditambah diluar jam-jam pelajaran di sekolah.
Peluang ini dimanfaatkan dengan baik oleh lembaga-lembaga bimbingan belajar dan menjadi ladang bisnis yang sangat menguntungkan. Biaya belajar di lembaga bimbingan belajar ini tidak murah. Jadi tidak heran, kalau ada lembaga bimbingan belajar yang memiliki cabang sangat banyak, hingga di kecamatan.
Yang ironis adalah, ditengah sebagian masyarakat menuntut pemerintah untuk menerapkan pendidikan gratis, namun, disisi lain lembaga-lembaga bimbingan belajar justru kebanjiran peminat. Mereka berbondong-bondong mengikuti les bimbingan belajar karena menganggap pelajaran di sekolah masih kurang.
Saya tidak pernah mengikutkan anak saya di lembaga bimbingan belajar, meskipun anak meminta. Terkadang, anak-anak meminta sesuatu bukan karena dia membutuhkan, tetapi lebih karena ikut-ikutan atau karena diajak teman-temannya. Solusinya, khusus untuk materi-materi pelajaran tertentu yang kurang atau belum dipahami, pelajaran itu saja yang perlu ada tambahan pelajaran. Tidak semua mata pelajaran harus mengikuti bimbingan belajar.
Saya menganggap bahwa, yang paling mengetahui apakah pelajaran yang diberikan oleh sekolah itu sudah cukup atau belum, adalah pihak sekolah sendiri. Jika sekolah menganggap pelajaran belum cukup, maka biasanya akan dibuka pelajaran tambahan.
Ada yang mengatakan bahwa, bimbingan belajar itu penting sebagai pengganti belajar dirumah atau bisa juga untuk mengerjakan dan membahas tugas-tugas yang diberikan oleh guru dalam bentuk Pekerjaan Rumah (PR).
Untuk hal ini, saya menilai bahwa anak-anak justru terlalu mengandalkan guru lesnya untuk mengerjakan tugas-tugas itu. Ada permasalahan sedikit saja, anak-anak sudah bertanya pada guru lesnya. Hal ini membuat anak-anak menjadi tidak mandiri dan kurang mengeksplor kemampuannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar