Kamis, 24 November 2016

HIDUP DAN BEKERJA

Sudah lama sekali saya tidak lari pagi di Alun-alun Jember. Barangkali sudah hampir sepuluh tahun lalu saya terakhir melakukannya. Beberapa hari yang lalu, setelah mengantarkan anak ke sekolah, saya bersama istri, kembali menikmati pagi itu dengan berlari mengelilingi Alun-alun.
Karena hari libur, pagi itu cukup ramai. Ada yang bermain basket, ada yang senam, ada pula yang hanya duduk-duduk saja menikmati segar dan hangatnya matahari. Namun, sebagian besar berolah raga dengan berlari atau berjalan mengelilingi Alun-alun yang cukup rimbun itu.
Di beberapa sisi Alun-alun, terlihat banyak terdapat neonbox yang bergambar pahlawan Nasional dari berbagai daerah. Di bagian atasnya tertulis ungkapan-ungkapan terkenal dan menjadi cirikhas yang sering diucapkan oleh Pahlawan itu.
Salah satu ungkapan yang cukup menggelitik perasaan saya adalah ucapan Buya Hamka. Seorang ulama besar asal Sumatera Barat ini memiliki nama lengkap Haji Abdul Malik Karim Amrullah. Nama Hamka adalah singkatan dari nama yang panjang itu.
Ungkapan itu menyatakan,
“Kalau hidup sekadar hidup, babi di hutan juga hidup”.
“Kalau bekerja sekadar bekerja, kera juga bekerja”.
Pada awal membacanya, saya agak tersindir. Saya sadar, ungkapan itu tentu tidak main-main. Seandainya yang mengatakan itu adalah teman saya sendiri, tentu tak akan saya pedulikan. Tetapi itu adalah ucapan tokoh ternama.
Saya coba mengulangi lagi membaca pada beberapa putaran berikutnya, hingga putaran ketiga. Saya mencoba mencerna apa sebenarnya maksud dari ungkapan itu. Tentu ada makna yang sangat mendalam dari kalimat itu.
Saya memikirkan kalimat itu satu per satu. Kalau hidup kita ini hanya sekadar hidup, babi di hutan juga hidup. Kita dan babi hutan, sama-sama hidup. Tentu, kita tidak ingin hidup kita sama dengan hidup babi. Kita menginginkan hidup yang mempunyai kualitas lebih tinggi dari hewan. Agar hidup kita berkualitas, maka harus bermanfaat begi sesama. Kalau hidupnya hewan saja mempunyai manfaat, maka semestinya hidup kita jauh lebih bermanfaat bagi kehidupan ini.
Kalau kerja kita hanya sekadar bekerja saja, kera juga bekerja. Lalu, apa bedanya dengan kera? Kera juga bekerja, setidaknya bekerja untuk mencari makanan. Seekor kera bekerja hanya untuk memenuhi kebutuhan dirinya saja, tidak peduli dengan yang lainnya. Kita bekerja untuk diri sendiri, untuk keluarga, hingga tingkat yang tertinggi adalah bekerja untuk kemanusiaan.
Kita bekerja tentu tidak sama dengan kera bekerja. Kita sebagai manusia, bekerja untuk kualitas kehidupan yang lebih baik. Kualitas kehidupan itu akan bisa dirasakan bila kita mampu memberi manfaat kepada orang lain, kepada mahkluk hidup lain.
Jika tidak, tentu kerja kita tak ada bedanya dengan kerjanya seekor kera. Karena kera juga bekerja….
Karena keterbatasan ilmu pengetahuan, hanya sebatas itu saja yang mampu saya pahami dari ungkapan Buya Hamka itu.
Selebihnya, “Yang paling tahu apa makna sebenarnya dari ucapan seseorang adalah orang yang mengucapkannya sendiri”, Begitu kata Pak Nusron Wahid....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar