Kamis, 24 November 2016

JAUH DARI KELUARGA

Salah satu masalah keluarga yang paling berat adalah ketika harus berpisah jauh dari keluarga. Berpisah karena tuntutan tugas pekerjaan. Misalnya, karena ditugaskan ketempat yang jauh diluar kota atau bahkan keluar pulau. Karena kendala jarak yang jauh, tidak memungkinkan untuk pulang lebih sering.
Berpisah dengan keluarga tentu tidak diinginkan siapapun. Kalau berpisah hanya beberapa hari saja tentu tidak terlalu menjadi masalah. Tetapi kalau harus berpisah selama berbulan-bulan, pasti akan jadi masalah yang berat.
Pertama kali saya harus hidup terpisah dengan keluarga adalah ketika menginjak tahun kedua usia pernikahan kami. Tidak lama setelah istri melahirkan anak pertama, kami harus terpisah karena tuntutan pekerjaan. Saya bekerja di Pulau Sumbawa, sedangkan istri dan anak di Mataram, Lombok.
Kami menjalani kehidupan yang serba sulit ketika itu. Sebelumnya, saya sempat kehilangan pekerjaan karena krisis ekonomi yang berkepanjangan. Dampaknya, peluang pekerjaan menjadi sangat terbatas. Jangankan untuk mencari pekerjaan yang baru, untuk mempertahankan yang sudah ada saja terasa sangat sulit.
Dalam keadaan seperti itu, apapun harus saya lakukan sebagai bentuk tanggung jawab sebagai kepala keluarga. Meskipun harus berpisah dengan keluarga, tidak menjadi hambatan. Yang terpikir dan paling penting ketika itu adalah harus bekerja agar ada penghasilan. Tidak terpikirkan lagi bagaimana keadaan yang akan dituju, maupun jauhnya jarak yang memisahkan.
Tentu tidak mudah menjalani kehidupan seperti itu. Beberapa bulan sekali, saya mengajukan ijin untuk pulang menemui keluarga. Melepas rindu kepada anak dan istri.
Kami harus menjalani hidup terpisah selama lebih dari satu tahun.
Setahun berikutnya, keadaan terulang kembali. Kami harus berpisah lagi karena saya bekerja di Brunei selama hampir satu tahun, dengan alasan yang sama. Dalam fase ini, kehidupan menjadi lebih berat dari sebelumnya.
Satu hal yang membuat hidup terpisah terasa berat bagi saya adalah saya tidak bisa mengikuti dan mendampingi anak-anak tumbuh menjadi besar. Mereka tumbuh tanpa kehadiran kita dalam kesehariannya. Momen-momen itu sangat berharga, karena tidak mungkin dapat terulang kembali. Tak mungkin terulang meskipun kita menginginkannya.
Sejak itu saya bertekad, apapun keadaannya saya berusaha untuk tidak akan meninggalkan keluarga lagi. Saya berusaha untuk selalu bersama.
Memang tidak mudah, tetapi saya meyakini bila kita bersungguh-sungguh, Tuhan pasti akan memberi jalan bagi kita….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar