Kamis, 24 November 2016

SEMANGAT HIDUP

Ketika mendengar ada teman atau kerabat yang sedang sakit, apalagi sakit yang agak parah, apa reaksi kita?. Sebagian besar kita akan mendoakannya semoga segera sembuh. Sebagian lagi, tidak hanya mendoakan saja tetapi lebih dari itu, akan menjenguk ke rumahnya atau ke rumah sakit tempatnya dirawat. Sekedar memberikan dukungan dan semangat untuk kesembuhannya.
Saat kita menjenguk teman atau kerabat yang sedang sakit, kita akan melihat gambaran yang berbeda-beda dari orang yang sedang sakit itu. Ada yang sedih, pasrah, ada pula yang selalu mengeluhkan sakitnya. Gambaran ini setidaknya dapat menunjukkan kepada kita bagaimana sikap seseorang itu dalam memandang kehidupan ini.
Orang yang ketika sakit lebih banyak menghabiskan waktunya untuk bersedih dan mengeluhkan penyakitnya, atau bahkan cenderung protes kepada Tuhan dengan pertanyaan “mengapa?”, “mengapa harus saya?”, menunjukkan kepada kita bahwa orang itu kurang bersyukur atas nikmat kesehatan yang telah dinikmatinya selama ini. Orang yang demikian tidak hanya menyusahkan dirinya sendiri tetapi juga menyusahkan orang-orang disekitarnya, orang-orang yang merawatnya.
Apalagi kalau orang itu tidak lagi memiliki semangat hidup. Tidak ada semangat untuk sembuh, hanya pasrah terhadap penyakitnya. Keadaan seperti ini akan lebih menyulitkan bagi kesembuhannya.
Bila kita hitung-hitung, selama kita hidup ini tentulah kesehatan kita nikmati lebih lama daripada saat merasakan sakit. Kita merasakan sakit hanya sesekali saja, itupun biasanya lebih banyak disebabkan oleh kesalahan kita sendiri. Misalnya, karena kurang istirahat, terlalu banyak begadang atau karena mengonsumsi makanan yang kita tahu akan berakibat yang kurang baik bagi tubuh kita.
Sebaliknya, ada juga orang-orang yang meskipun dalam keadaan sakit tetapi masih punya semangat yang tinggi. Masih mampu berkarya meskipun seluruh tubuhnya menahan rasa sakit. Banyak sekali kita dengar dan lihat, orang-orang yang mempunyai semangat hidup yang sangat tinggi, meskipun hidupnya hanya terbaring di tempat tidur. Dia mampu memberikan semangat dan motivasi, tidak hanya untuk dirinya sendiri tetapi juga kepada orang lain. Tidak hanya kepada mereka yang sama-sama sedang sakit, bahkan kepada mereka yang sehat.
Kami punya pengalaman yang hampir sama dengan itu. Mbah kami dulu didiagnosis mengidap kanker payudara. Tetapi hal itu tidak membuatnya berkeluh kesah dan meratapi penyakitnya. Penyakit itu tidak menyurutkan semangatnya untuk sembuh dan menjalani hidup dengan normal seperti biasanya. Semua keluarga mendukung dan berupaya untuk mencari solusi pengobatan yang memungkinkan. Semangat hidup dan semangat untuk sembuh itulah yang membuatnya mampu bertahan hingga akhir usianya lebih dari delapan puluh tahun.
Semangat hidup yang tinggi menjadi kunci bagi kesembuhan suatu penyakit. Orang yang bersemangat akan menebarkan energi yang positif bagi siapapun yang ada disekelilingnya.
Semangat hidup kita adalah bukti kesyukuran kita….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar