Selasa, 08 November 2016

KEBERSIHAN DAN IMAN

Sudah lama saya mengamati hal ini. Dulu, ketika mengantar anak ke sekolah, jalur perjalanan saya melewati dua jembatan besar. Hampir setiap pagi, saya lihat ada orang yang mengantar anaknya ke sekolah, berhenti sejenak di pinggir jembatan itu. Kemudian melempar bungkusan dari plastik kearah sungai. Saya menduga yang dibuang itu adalah sampah.
Sekarang saya sudah jarang mengantar anak ke sekolah. Rute perjalanan saya dari rumah langsung ke kantor. Rute ini juga melewati jembatan besar. Di jembatan yang saya lalui ini juga sering terlihat orang membuang sampah ke sungai. Bahkan petugas kebersihan dan tukang sampah juga pernah saya lihat melakukan hal yang sama.
Awalnya, saya menduga bahwa orang-orang yang membuang sampah ke sungai itu karena tidak mengetahui dampaknya, penyebabnya karena tingkat pendidikan rendah saja. Atau bisa juga dari kalangan kurang mampu secara ekonomi.
Tetapi dugaan saya keliru. Beberapa kali saya temui, orang yang membuang sampah di sungai justru menggunakan mobil bagus. Yang lebih sering lagi, orang-orang bermobil membuang sampah di jalan raya. Biasanya mereka membuang tissue, kulit buah, kantung makanan atau puntung rokok, langsung dilempar saja keluar kaca mobil.
Mereka ingin bersih dan wangi didalam mobilnya saja, tidak peduli dengan kebersihan lingkungan diluar. Mereka memang egois.
Ada yang lebih ekstrim lagi, ketika shalat Idul Fitri atau Idul Adha dilaksanakan di lapangan atau di jalan raya. Perhatikanlah setelah usai shalat. Akan terlihat lautan sampah, kertas Koran bekas yang digunakan sebagai alas untuk shalat ditinggalkan begitu saja. Tidak ada terpikir untuk membawanya kembali atau membuangnya ke tempat sampah.
Kalau ada yang mengingatkan, biasanya akan berkelit, “Nanti kan ada tukang sampah yang membersihkan”.
Begitulah, kebersihan belum menjadi bagian dari hidup kita. Belum menjadi karakter diri kita. Kalau pun ada yang sudah bersih, itu hanya untuk diri pribadi, mobil pribadi dan rumah pribadi. Sedangkan untuk lingkungan yang lebih luas, kita masih tidak peduli.
Kita tentu masih ingat ketika sekolah dulu, kita diajarkan bahkan disuruh menghafalkan “Kebersihan adalah bagian dari iman”. Bahkan kalimat itu telah menjadi slogan kebanggaan kita. Bahwa kita menjadi umat yang bersih dan selalu menjaga kebersihan.
Tetapi fakta mengatakan sebaliknya, kita belum mampu mewujudkannya. Ajaran itu belum berbekas dalam perilaku kita.
Kalau untuk mengamalkan yang sederhana saja kita belum mampu, apakah lagi yang lebih besar. Haaaahhhh….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar