Selasa, 08 November 2016

MENGAJAK ANAK BERMAIN

Banyak orang tua yang mengeluh karena kesulitan untuk mengendalikan anaknya yang gemar bermain gadget. Biasanya anak-anak bila sudah memegang gadget akan sulit untuk disuruh belajar atau membantu membereskan pekerjaan di rumah.
Hampir semua anak memang begitu. Bila mereka sudah asyik bermain game atau asyik di media sosial, maka akan sulit untuk beralih pada kegiatan-kegiatan lain yang menekankan pada interaksi dengan orang lain.
Tetapi, mengapa anak-anak begitu sulit beralih dari gadget mereka?
Barangkali kita perlu mengevaluasi sikap kita selama ini. Apakah kita sudah benar dalam memberikan mainan kepada anak. Terkadang ada orang tua yang memberikan mainan gadget kepada anak yang masih kecil, tujuannnya agar anak dapat bermain dengan itu. Dengan begitu orang tuanya bisa sedikit terbebas dari kerepotan mengurus anaknya.
Ketika anak sudah mulai tumbuh besar, anak-anak itu sudah terbiasa dan asyik bermain dengan gadgetnya. Pada saat itu terjadi, orang tua justru mengeluh dan menyalahkan anaknya.
Satu hal yang perlu kita tanyakan kembali adalah seberapa dekat kita dengan anak-anak kita. Sudah intensifkah komunikasi kita dengan mereka. Ketika hari libur diakhir pekan, apakah waktu kita lebih banyak dihabiskan dengan mereka atau justru lebih banyak kita habiskan waktu dengan memuaskan hobi kita sendiri.
Seberapa sering kita mendampingi mereka belajar. Bila mereka kesulitan dalam mengerjakan PR-nya, seberapa sering kita mengajari mereka dan membimbing mereka.
Mari kita ingat-ingat, pernahkah kita mengecat rumah? Ketika kita sedang mengecat rumah, biasanya anak-anak akan meminta ikut mengecat bersama kita. Lalu, apa jawaban kita ketika anak-anak ingin membantu pekerjaan kita?. Lebih banyak dari kita yang melarangnya dan menyuruh anak-anak bermain atau hanya melihat saja. Alasan kita biasanya adalah ini adalah pekerjaan orang dewasa bukan untuk anak-anak.
Sesungguhnya, bila kita ajak mereka untuk mencoba mengecat sebentar saja, saya yakin, tidak sampai lima menit lamanya, anak-anak itu pasti sudah akan puas dan menghentikannya. Anak-anak hanya ingin mencoba sesuatu yang baru, mereka ingin merasakan apa yang dilakukan oleh orang tuanya. Tetapi kita justru yang melarangnya, kita yang mematikan rasa penasarannya.
Jika kita bersabar sedikit saja, tentu anak-anak itu akan dengan senang hati membantu pekerjaan kita ketika mereka sudah besar nanti.
Begitulah, sebenarnya kita sendirilah yang mengajarkan dan mencontohkan apa yang kita keluhkan terhadap anak-anak kita itu.
Salah satu cara atau strategi agar anak-anak tidak terlalu terikat dengan gadgetnya adalah dengan mengajaknya bermain atau mengajaknya mengerjakan pekerjaan rumah bersama. Lupakan kata-kata perintah, gantilah dengan ajakan.
“Ayo… kita naik sepeda bersama”, atau
“Yuk… kita mencuci motor bersama”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar