Selasa, 08 November 2016

MEMASAK SEDERHANA

Beberapa hari terakhir ini, di dunia maya beredar berita tentang adik Raffi Ahmad yang merasa banyak kemajuan selama menjalin hubungan dengan pacarnya. Salah satunya sekarang bisa masak telur ceplok. Sebelumnya, adik Raffi Ahmad ini sama sekali tidak bisa memasak.
Membaca berita seperti ini, bagi saya terasa aneh dan lucu. Saya membayangkan, barangkali orang seperti ini sejak kecil tidak pernah masuk ke dapur. Sampai-sampai, membuat telur ceplok saja baru bisa ketika umurnya sudah menginjak 22 tahun.
Atau mungkin, kehidupan orang-orang kaya itu memang begitu. Urusan memasak tinggal panggil pembantu,
“Bik, buatkan telur ceplok!!”, dalam hitungan menit, telur ceplok sudah datang dan siap santap. Mereka tidak merasa perlu mengajarkan kepada anak-anak untuk hidup mandiri, semua tinggal perintah, dan selesai.
Bagi saya, memasak sederhana adalah kemampuan dasar yang harus dikuasai untuk kemandirian dan pertahanan hidup. Oleh karena itu, anak-anak harus mampu melakukannya sedini mungkin. Pada saat usia anak-anak sekolah di sekolah dasar sudah harus bisa memasak yang sederhana, seperti telur ceplok tadi, memasak mi instan, menggoreng nugget atau membuat susu instan.
Mengajarkan memasak kepada anak, selain bermanfaat untuk melatih kemandirian anak, juga dapat melatih anak untuk menghargai dan mensyukuri makanan. Mengajarkan memasak kepada anak secara tidak langsung juga mengajarkan tentang bagaimana memilih makanan yang baik, kandungan gizi pada makanan yang pada akhirnya akan bermanfaat pada pertumbuhan anak menjadi dewasa yang sehat.
Yang paling penting, memasak adalah sesuatu yang mudah. Memasak dapat dijadikan sarana bagi keluarga untuk berinteraksi. Jadikan memasak menjadi kegiatan yang menyenangkan, penuh kemeriahan dan kreatifitas.
Suatu saat nanti, kebersamaan ketika memasak ini akan menjadi kenangan indah yang tak kan terlupakan. Tak terlupakan oleh anda dan anak-anak anda.
Mengajarkan memasak kepada anak, tidak sekedar membekali mereka menjalani hidup secara fisik dan mental saja. Lebih dari itu, juga mempersiapkan mereka secara emosi, sosial, bahkan spiritual.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar