Selasa, 21 Februari 2017

PAK SATRIYO

Kemaren, dalam kepanitiaan acara wisuda sarjana, saya dipercaya sebagai koordinator bidang keamanan. Saya tidak tahu apa pertimbangannya sehingga ditunjuk untuk tugas itu. Tetapi apapun alasannya, saya terima tugas itu dengan senang hati dan penuh tanggung jawab.
Sebelumnya saya memang tidak pernah mengerjakan tugas semacam itu. Karena itu, saya mesti bertanya kesana kemari untuk belajar dan mencari informasi tentang apa saja yang harus saya lakukan. Termasuk bertanya kepada koordinator keamanan tahun sebelumnya untuk menimba pengalamannya.
Banyak hal-hal baru yang saya pelajari. Diantaranya, mengurus perijinan di kepolisian, koordinasi pengamanan dengan kepolisian, pengaturan parkir kendaraan karena tempat parker yang terbatas dan berkoordinasi dengan Pamswakarsa untuk membantu keamanan dan ketertiban acara. Semua itu menjadi pengalaman baru yang sangat berharga.
Ketika berkoordinasi dengan pihak hotel tempat acara dilaksanakan, saya berbincang-bincang dengan Pak Satriyo, sang manager. Orangnya sangat ramah dan enak untuk diajak berdiskusi.
Salah satu hal yang menarik bagi saya adalah ketika beliau mengatakan,
“Setelah acara ini harus berangkat ke Jakarta, Mas”.
“Ada acara apa Pak?”, Tanya saya ingin tahu.
“Saya mendapat undangan dari Presiden untuk menerima penghargaan”.
“Wah, luar biasa. Itu penghargaan apa, Pak”.
“Penghargaan untuk pendonor darah lebih dari 100 kali. Saya sudah donor sebanyak 115 kali. Jadi saya termasuk yang diundang ke Jakarta untuk menerima penghargaan dari Bapak Presiden”, jawabnya.
“Berapa orang yang diundang, Pak?”.
“Seluruh Indonesia ada 800 orang. Separuhnya dari Jawa Timur, termasuk saya”, katanya lagi.
Bagi saya, berdonor darah sukarela lebih dari 100 kali itu sungguh luar biasa. Perlu komitmen yang kuat dan selalu istiqomah agar dapat melakukan donor darah sebanyak itu. Mengapa perlu komitmen yang kuat dan selalu istiqomah?
Setidaknya diperlukan jeda waktu tiga bulan bagi pendonor untuk mendonorkan darah berikutnya. Waktu tiga bulan itu diperlukan untuk memulihkan kembali keadaan darah dalam tubuh pendonor setelah darahnya diambil. Berarti dalam satu tahun paling banyak hanya empat kali kita boleh berdonor. Karena itu, agar bisa mencapai donor darah sebanyak 100 kali setidaknya perlu waktu 25 tahun secara terus menerus.
Selain itu, kita hanya boleh berdonor bila tubuh kita dalam keadaan betul-betul sehat. Darah kita juga tidak boleh terinfeksi penyakit-penyakit yang dapat menimbulkan gangguan bagi kesehatan penerima darah.
Mampu mendonorkan darah melebihi 100 kali, seperti yang dilakukan oleh Pak Satriyo, menunjukkan bahwa orang itu berhati sangat tulus dan ikhlas. Mereka itu tidak mengharap balasan apapun dari orang-orang yang menggunakan darahnya. Karena memang mereka tidak tahu siapa yang menerimanya. Yang mereka lakukan hanya memberikan darahnya, setelah itu tak ada lagi yang diharapkannya.
Saya merasa malu kepada beliau karena sampai diusia sekarang ini, saya hanya mampu melakukan seperempatnya dari apa yang telah didonorkannya.
Selamat Pak Satriyo….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar