Selasa, 21 Februari 2017

PUJAKESUMA 2

Menjawab pertanyaan tentang saya asli mana dengan mengatakan, “Saya Putra Jawa Kelahiran Sumatera alias Puja Kesuma”, ternyata belum cukup untuk mengakhiri pembicaraan. Pertanyaan-pertanyaan berikutnya muncul,
“Mas, bapaknya tentara ya?"
“Tidak”, saya jawab singkat.
“Bapaknya dulu ikut transmigrasi, ya?"
“Tidak juga”, jawab saya lagi.
Bagi saya, kewajiban itu datang lagi. Kewajiban untuk menjelaskan tentang asal usul saya “aslinya mana”. Bapak saya bukan tentara, juga bukan transmigran. Saya dilahirkan di Sumatera, tepatnya di Sumatera Barat, tepatnya lagi di Kabupaten Pasaman.
Nama Kabupaten Pasaman sekarang sudah berubah menjadi Pasaman Barat. Perubahan yang diakibatkan pemekaran wilayah Kabupaten Pasaman menjadi Pasaman Barat dan Pasaman Timur.
Leluhur saya sudah tinggal di Sumatera sejak dahulu kala, sebelum Negara ini merdeka. Menurut ceritanya, Mbah saya pindah dari Jawa sekitar tahun 1940, lima tahun sebelum Indonesia merdeka. Waktu itu masih jaman kolonial Belanda. Bapak saya masih kanak-kanak ketika diajak Mbah pindah ke Sumatera, tepatnya di Pasaman Barat.
Ibu saya juga demikian, diajak Mbah pindah dari Tulung Agung sekitar tahun 1950-an. Waktu itu jaman darurat pangan. Tulung Agung ketika itu mengalami banjir besar dalam waktu yang lama. Banjir besar itu menyebabkan pertanian terhenti. Mbah memutuskan untuk ikut pindah daripada bertahan dengan kondisi yang sama-sama sulit. Ibu saya juga masih anak-anak ketika itu.
Jadi, bapak dan Ibu saya sudah tinggal dan menetap di Pasaman sejak mereka masih kanak-kanak. Mereka tumbuh besar disana, lalu mereka menikah disana dan akhirnya melahirkan kami semua, anak-anaknya. Anak-anak “Puja Kesuma”...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar